Satu orang pendaki Gunung Merapi dilaporkan tersesat, kemarin pagi. Arif Wicaksono,29, warga Maguwo RT 4 RW 46 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta terpisah dari rombongannya saat perjalanan turun.
Ketua Tim SAR Boyolali Kurniawan Fajar mengatakan, korban beserta rombongannya naik ke puncak Gunung Merapi, Sabtu (12/10) malam lalu. Mereka naik dari jalur pendakian Selo, Boyolali. Saat perjalanan turun, Arif berada di posisi paling depan. Namun ketika di bawah, korban ternyata belum sampai. “Kami mendapatkan informasi dari rekan-rekannya sekitar pukul 03.00 WIB Senin(14/10) dinihari,” kata Kurniawan, kemarin.
Mendapatkan laporan tersebut, puluhan anggota tim SAR dikerahkan untuk mencari keberadaannya. Regu assesment dan survei area terus berupaya memetakan posisi terakhir korban. Dari komunikasi melalui handphone (HP) dengan teman-temannya, sejauh ini Arif terpantau dalam kondisi sehat dan selamat.
Diperkirakan, korban berada antara kawasan Kecamatan Musuk, Boyolali dengan Deles, Klaten. “Keberadaannya terus bergerak. Hanya saja, dia (Arif) tidak membawa bekal makanan,” ungkapnya. Sehingga, pihaknya berharap korban segera dapat ditemukan.
Diakui, jumlah pendaki Merapi saat libur jelang hari raya Idul Adha membeludak. Tercatat mereka yang naik ke puncak gunung teraktif di dunia ini mencapai 500 orang. Sehari sebelumnya, dua pendaki Merapi terpeleset dan terluka. Korban adalah Aprian Aldi Winarko, 15, dan Satria Jati,15, pelajar asal SMAN I Wonosari, Klaten. Aprian Aldi Winarko mengalami patah tangan kiri serta luka di dahi dan kaki kiri. Sedangkan Satria mengalami luka lecet di kaki.
Sebelum kejadian, korban bersama 40 teman satu sekolah melakukan pendakian massal, Sabtu (12/10) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Namun ketika perjalanan turun dari kawah Merapi menuju Pasar Bubrah, Minggu (13/10) pagi sekitar pukul 08.00 WIB, mendadak ada batu runtuh. Kedua korban yang berada di posisi paling depan berusaha lari karena panik.
Namun, keduanya terpeleset dan terluka. “Setelah mendapatkan laporan, kami langsung naik untuk mengevakasi,” kata Mujiyanto salah satu relawan Jaring Informasi Lingkar Merapi. Setelah ditemukan, korban yang mengalami patah tulang dievakuasi dengan cara digendong bergantian.
Setelah sampai di bawah, kedua korban dibawa ke Puskesmas Selo guna mendapatkan pertolongan medis. Aprian Aldi Winarko lalu dibawa ke RS Kustati Solo guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sumber : m.koran-sindo.com/node/337300
Opini :
Opini : menurut saya melihat antusias masyarakat yang tinggi untuk
mendaki gunung merapi ini seharusnya para penjaga gunung sekitar
seharusnya memberi tahu para pendaki agar lebih berhati hati dan
menjelaskan terlebih dahulu medan perjalanan yang akan para pendaki
lalui. Para prndaki sendiri menurut saya memang harusnya pendaki yang
sudah berpengalaman, mengingat gunung merapi ini adalah gunung paling
aktif di dunia dan medan perjalanan untuk menuju puncaknya cukup berat. apalagi ada pendaki yang masih dibawah umur, seharusnya usia 15 tahun belum boleh untuk mendaki gunung karena mengingat fisik dan mentaknya yang masih lemah. intinya jika kita ingin melakukan pendakian gunung harus menyiapkan semua persiapannya secara matang, jangan sampai berpisah dengan rombongan apalagi sampai ada yang terluka.
No comments:
Post a Comment